Semasa di Smansa (Kelas X) part 1

Posted by : Irwanrito 20 Juli 2012

Dilihat dari tanggal pengambilan foto diatas sih, itu foto pertama yang saya ambil di kelas X. Jreeeng...... Flashback pun dimulai...SMAN 1 Majalengka! Itulah tempat saya menuntu ilmu setelah lulus dari SMPN 3 Majalengka. Saya tidak pikir-pikir lagi mau ke mana pokoknya di Smansa (SMAN 1 Majalengka). Tidak ada pikiran kalau tidak diterima. Setelah saya mendaftarkan diri lewat jalur nilai raport, beberapa minggu kemudian kami yang mengikuti lewat jalur tersebut dikumpulkan di lapangan basket SMP. Hasilnya? Alhamdulillah keterima. Banyak juga yang tidak diterima. Mereka melempar surat tersebut.

Singkat cerita saya mengikuti ospek dan masuk kelas X-9, gugus China. Saya bertemu teman-teman dari SMP dan memutuskan membuat topi kreasi dari asturo berbentuk televisi (ngeselin) di rumahnya Dini alias Denox (pffft) yang pada akhirnya satu kelas di X-4. Pembagian kelas pun akhirnya rampung. Kelas X-4 lah menjadi tempat saya belajar. Awalnya kami belajar di laboratorium fisika karena lantai kelasnya sedang diperbaiki. Momen yang paling saya ingat ketika awal masuk pelajaran bahasa inggris langsung ada tes. Tes awal gitu. Hasilnya? Saya dapat nilai 50. Itu pun termasuk paling besar. Sampai sekarang Mrs. Taty (guru bahasa inggris) adalah guru yang paling saya ingat. Bukan karena beliau memberi saya nilai raport yang besar, tetapi nilai-nilai kehidupan yang diberikan ketika mengajar.

Iqbal alias Cibul adalah orang pertama yang saya kenal di kelas X, karena saya pertama kali duduk dengannya. Barisan dekat pintu tetapi paling belakang kami duduk. Walaupun pada akhirnya kami berpisah dan beda tempat duduk :(. Iyaaa...ga perlu dipermasalahkan kali...

GIt adalah ekskul yang saya tulis paling pertama sebagai ekskul yang akan saya ikuti. Sebenarnya saya tulis juga bulutangkis, tetapi tidak ikutan juga akhirnya. Awal-awalnya saya antusias mengikuti ekskul tersebut. Tetapi, lama-lama seniornya malas berbagi ilmu :(. Kami pun seperti terlantar begitu saja. Bukannya menyalahkan, tetapi itulah yang saya rasakan. Pada akhirnya kami pun melakukan revolusi ketika saya naik ke kelas XI.

Bersambung...